“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik)
itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(QS. An Nisa’:
48)
Syirik adalah
mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang merupakan kekhususan
bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah, uluhiyah, dan asma’
dan sifat.
Bentuk-bentuk Syirik
Bentuk-bentuk Syirik dapat dibagi kedalam 3 bagian
:
1) Syirik
di dalam Al Uluhiyyah
Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan
selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat
ubudiyyah). Yang mana Allah Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam
Kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali
hanya kepada-Nya saja. Firman Allah Ta’ala :
“Wahai manusia
sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu
agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu
mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)
Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia
beribadah kepada Rabb mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain
syahadat, shalat, zakat, shaum, haji, sujud, ruku’, thawaf, doa, tawakal, khauf
(takut), raja’ (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan
dari sesuatu), khusu’, khasyah, isti’adzah
(berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan lain lain
dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan
umum dalam memahami ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang
sempit sekali seperti shalat, puasa, zakat, haji. Ada pun yang lainnya tidak
dikategorikan di dalamnya. Sungguh indah perkataanSyaikhul Islam Abul Abbas Ibnu
Taimiyyah rahimahullah dalam
mendefinisikan ibadah, beliau berkata :
“Ibadah itu
ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai Allah dan
diridhai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun
yang bathin.”
Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu
meliputi segala perkara yang dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa
perkataan maupun perbuatan.
Hai manusia,
sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar
kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )
Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 21 di
atas menyatakan sembahlah Rabb kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman
kepada semua manusia bahwa Ar Rabb yang wajib disembah adalah yang telah
menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, yang menciptakan langit dan bumi
serta yang mampu menurunkan air (hujan) dari langit. Yang dengan air hujan itu
dihasilkan segala jenis buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian agar kalian
mengetahui semua. Maka janganlah mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dengan
menyembah dan meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah kalian tidak malu dan
berpikir bahwa Allah yang menghidupkan dan yang memberi rezeki kemudian kalian
tinggalkan untuk beribadah kepada selain-Nya?
Firman Allah Ta?ala :
“Dan mereka
menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki kepada mereka
sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 73-74)
2) Syirik
Di Dalam Ar Rububiyyah
Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain
Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan
yang lainnya dari sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya
lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid
rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini
kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa,
meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan
tentang mereka :
Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab
: “Allah.” Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
(QS. Al Ankabut : 61)
Firman Allah Ta’ala :
Dan sesungguhnya jika
kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”
Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.”
Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau orang-orang
musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan
langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan
seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya.
Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau
Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan
mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa dengan
Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah
yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
3) Syirik
Di Dalam Al Asma’ wa
Ash Shifat
Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk
Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya,
menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib.
Firman Allah Ta?ala :
(Dia adalah
Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan
kepada seorang
pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang
dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan
demikian, akan kekal di dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah
memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti :
- memohon
dan taat kepada selain Allah
- bernadzar
untuk selain Allah
- takut
kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut
dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya
- memohon
perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan
orang yang sudah mati
- mengharapkan
sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah
- seperti
meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan
bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib,
menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.
Macam-macam Syirik Besar
a. Syirik dalam berdoa
Yaitu meminta kepada selain Allah, disamping
meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya (yang
terjemahannya):
“Dan orang-orang yang kamu seru selain
Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta
kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar
mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)
b. Syirik dalam sifat Allah
Seperti keyakinan bahwa para nabi dan
wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta’ala telah
membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):
“Dan pada sisi
Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali
dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27.
Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah
satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah
syirik akbar.
c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)
Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya
layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan
cintanya kepada Allah Ta’ala. Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman (yang
terjemahannya):
“Dan di antara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).
Mahabbah dalam ayat ini adalah
mahabbatul ubu-diyah (cinta
yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan
ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang
lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang
berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan
dengan-Nya sesuatu apapun.
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun
ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka
dalam menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa
yang dihalalkan-Nya.
Mengenai hal
ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) : Mereka
menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah.
(QS. At-Taubah: 31).
Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah
yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut
di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan
kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih,
diriwayatkan oleh Ahmad).
e. Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1. Khauf Sirri; yaitu
takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa berhala, thaghut, mayat,
makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan
bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada
mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali
Imran: 175).
2. Takut
yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya,
seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan.
Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil).
Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):
“Janganlah seseorang dari kamu
menghinakan dirinya!” Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang
menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: “Yaitu ia melihat hak Allah
yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata
kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan
begini?”.
Ia menjawab: “Karena takut kepada
manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR.
Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).
3. Takut secara tabiat, takut
yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau
kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja
seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat
dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.
f. Syirik hulul
Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya.
Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus
Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.
g. Syirik Tasharruf
Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa
untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas
lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai
Pencipta dan Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah
Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat
undang-undang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan
diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak
sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para
hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang
mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.
i. Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
- Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu
dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah
semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah,
maka ia termasuk Musyrik.
- Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan
para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab
menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik ashghar.
- Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan
kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam
urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja
hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun
urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j. Syirik niat dan maksud
Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih
manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang
terjemahannya):
“Barang siapa
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya
balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak
akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat
kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Hud: 15-16).
Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin
yang telah biasa beramal karena riya.
k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya
Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di
antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang
yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia
beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan
itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan
beriman kepada bintang”. (HR, Bukhari).
Lihat Fathul Bary, 2/333).
Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai
astrologi (ramalan bintang) seperti
yang banyak kita temui di koran dan majalah. Jika ia mempercayai adanya
pengaruh bintang dan planet-planet terse-but maka dia telah musyrik. Jika ia
membacanya sekedar untuk hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan
dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal syirik.
Disamping setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya
kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan
menuju kemusyrikan.
Kisah Seputar Syirik Besar
Masuk Neraka karena seekor lalat
Thariq bin Syihab menuturkan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya):
Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka
karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya: Bagaimana hal itu, ya
Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang
mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati berhala itu sebelum
mempersembahkan kepadanya suatu kurban.
Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang
dari kedua orang tersebut: Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia menjawab: Aku
tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersem-bahkan kepadanya. Mereka pun
berkata kepadanya lagi: Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu orang itu
mempersembahkan seekor lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan
perjalanan.
Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian
berkatalah mereka kepada seorang yang lain: Persembahkanlah kurban kepadanya.
Dia menjawab: Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain
Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini
masuk surga. (HR. Imam Ahmad).
Dan termasuk penyembelihan jahiliyah yang terkenal
di zaman kita sekarang ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu manakala mereka
membeli rumah atau membangunnya, atau ketika menggali sumur mereka menyembelih
di tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen)
karena takut dari gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil Hamid, hal. 158).
2. Syirik Ashghar
Yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan
syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakan dosa besar
yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar.
Macam-macam syirik asghar:
a. Zhahir (nyata)
Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia
telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Shahih).
Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang terjemahannya):
“Janganlah kamu berkata: Atas kehendak Allah dan kehendak Fulan. Tapi
katakanlah: Atas kehendak Allah , kemudian kehendak Fulan”. (HR. Ahmad,
Shahih).
Berupa amalan, seperti: Memakai gelang, benang,
dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini
bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya
bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang menolak dan
menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain radiallahu
anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat di tangannya
gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya): “Apakah ini?”.
Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi pun
bersabda: “Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu;
sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan
beruntung selama-lamanya”. (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima).
Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir
dalam hadits marfu (yang terjemahannya): Barang siapa menggantungkan tamimah,
semoga Allah tidak mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan
wadaah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam
riwayat lain: Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat
syirik.(Tamimah adalah sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak sebagai
penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki
seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).
b. Khafi (tersembunyi); syirik
yang bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
BAHAYA SYIRIK
1. Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan
dari agama).
a. Merusak amal yang tercampur dengan
syirik ashghar.
Dari Abu Hurairah radiallahu anhu
marfu (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-sekutu
dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku
padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (Riwayat
Muslim, kitab az-Zuhud 2985, 46).
b. Terkena ancaman dari dalil-dalil
tentang syirik, karena salaf menggunakan setiap
dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat
al-Madkhal, hal 124).
c. Termasuk dosa besar yang terbesar.
2. Syirik Akbar
a. Kezhaliman terbesar.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).
b. Menghancurkan seluruh amal.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).
c. Jika meninggal dalam keadaan
syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala (yang
terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan
Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS.
An-Nisa: 48, 116).
d. Pelakunya diharamkan masuk surga.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan
jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang
zhalim itu seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).
e. Kekal di dalam neraka.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah: 6).
f. Syirik adalah dosa paling besar.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,
dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa: 116).
g. Perkara pertama yang diharamkan
oleh Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang
terjemahannya): “Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji,
baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan)
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Araaf: 33).
h. Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Lihat Quran surah Al-Anaam: 151.
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa
yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar” Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
( Qs. Al-Anam )
i. Pelakunya adalah orang-orang najis
(kotor) akidahnya.
Allah Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): “Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis”. (QS.
At-Taubah: 28).
Wallahu’alam
Bii Shawab
Sumber :
- Kitab Tauhid (terjemah) Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi
- Dosa-Dosa yang Dianggap Biasa
(terjemah), Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajjid.
- Majalah As-Sunnah
09/IV/1421/2000.
- Dan sumber lainnya
Semoga Bermanfaat !
Muhammad Ihsan Firdaus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar