Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي
الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا
وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ
ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ
خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي
مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ
أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di
rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua
puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan
menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak
keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu
langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan
dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat
akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya
Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian
senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan
shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)
Dari Abu Musa Radhiyallaahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ
أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي
يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ
الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling
jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat
hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang
melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim no. 662)
dia berkata: Saya pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:tDari Abu
Ad-Darda`
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي
قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ
عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ
الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak
didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah
menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena
sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari
kawan-kawannya).” (HR. Abu Daud no. 547, An-Nasai no. 838, dan sanadnya
dinyatakan hasan oleh An-Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin no. 344)
Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ
مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada
shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650)
Penjelasan ringkas:
Karena besarnya urgensi shalat berjamaah bagi keumuman lingkungan
kaum muslimin dan bagi setiap individu yang ada di dalamnya, Allah Ta’ala
menjanjikan untuknya pahala yang besar dan Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam-
senantiasa memotifasi untuk mengerjakannya. Dan beliau -alaihishshalatu
wassalam- mengabarkan bahwa shalatnya seseorang secara berjamaah jauh lebih
utama daripada shalat sendirian dan bahwa shalat berjamaah merupakan sebab
terjaganya kaum muslimin dari setan. Keutamaan yang pertama untuk individu dan
yang kedua untuk masyarakat kaum muslimin.
Sumber: http://al-atsariyyah.com/keutamaan-shalat-berjamaah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar