Minggu, 07 Oktober 2012

Cerpen : Di Balik Topeng Menyeramkan

Di sebuah desa yang terletak di pedalaman Inggris hiduplah lelaki yang sudah tua renta yang biasa dipanggil Kakek Grim oleh tetangganya. Ia tinggal sendirian di rumahnya yang sangat besar, bahkan terlalu besar untuk ditempati sendirian oleh lelaki sepertinya.
 Di rumah itu teredapat pekarangan di bagian depan dan belakang rumah yang sangat luas yang ditanami pohon buah-buahan dan berbagai bunga yang sangat indah. Kakek Grim memang sangat suka berkebun, berbagai jenis tanaman bisa ditemukan di pekarangan rumahnya. Tetapi Kakek Grim sering marah jika ada anak-anak di sekitar rumahnya yang mencuri buah dari pekarangnnya. Kakek Grim juga dikenal sebagai kakek yang galak oleh anak-anak di desanya sampai-sampai Kakek Grim dijuluki “Beruang Grizzly” oleh anak-anak di sana. Kecuali John Richard, anak dari suami istri Richard yang merupakan tetangga depan rumah Kakek Grim. John tidak menganggap Kakek Grim sebagai kakej yang galak, karena John tahu sisi lain dari Kakek Grim. John tahu bahwa sebenarnya Kakek Grim kesepian karena ditinggalkan oleh mendiang istrinya karena terkena penyakit Anorexia dan juga tidak mempunyai anak. Kakek Grim sudah menganggap orang tua John sebagai anaknya dan John sebagai cucunya sendiri. Setiap hari John selalu bermain ke rumah Kakek Grim. Disana dia diajari banyak hal, seperti berkebun dan cara merawat tanaman.
Di suatu siang ketika semua anak-anak di desa sudah usai sekolah, Robbert Riddle salah satu teman John yang nakal pulang dari sekolah bersama teman-temannya. Saat mereka melewati rumah Kakek Grim tiba-tiba muncul ide nakalnya ketika melihat pohon apel milik Kakek Grim berbuah lebat.
“ Hei kalian bertiga ! Lihat itu ! “ kata Robbert sambil menunjuk ke atas kepala Jimmy, Dudley, dan Cody.
“Pohon apel di kebun Beruang Grizzly sudah berbuah.” Robbert melanjutkan. “Lalu?” kata Jimmy, “Tentu saja kita ambil ! Jarang-jarang kan kita dapat buah gratis.” kata Robbert sedikit kesal. Dudley teman Robert yang paling suka makan tanpa pikir panjang langsung saja menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ide Robbert. Ketika melihat itu Robbert lalu bertanya pada teman-temannya yang lain, “ Bagaimana ? Dudley sudah setuju, tinggal kalian saja.”
“Aku ragu-ragu Rob, bagaimana jika beruang itu tahu ?” Kata Cody.
“Iya Rob, bagaimana kalau sampai beruang itu tahu ?” timpal Jimmy.
“Ya jangan sampai ketahuan dong ! Otak kalian pada kemana sih ? Langsung error gitu habis belajar matematika.” kata Robbert.
“Hmm.... Oke deh aku setuju !” kata Cody.
“Kalau Cody sudah oke aku juga deh.” timpal Jimmy sedikit ragu dengan keputusannya.
“Nah gitu dong.” Kata Robbert gembira, “Tunggu dulu. Siapa yang mau manjat pohon apelnya dan mengambil buah-buahnya ?” Tanya Robbert sambil berfikir.

Setelah berfikir cukup lama, Jimmy dan Cody berkata “Tentu saja kamu Rob. Siapa lagi coba yang pinter manjat pohon kayak monyet di hutan-hutan selain kamu.”

“Oke oke. Aku deh yang manjat pohonya, tapi kalian jaga di bawah ya tangkap buah yang aku petik.” kata Robbert.
“Beres” kata Jimmy, Cody, dan Dudley serempak sambil mengacungkan jempol mereka.
Baru saja Robbert memetik beberapa buah apel, Kakek Grim tiba-tiba muncul dari dalam rumahnya dan melihat Robbert sedang mengambil buah apel dari kebunnya. Saat itu juga Kakek Grim datang menghampiri sambil marah-marah.
“Apa yang kalian lakukan ? Kalian mencuri buah apelku !” Kata Kakek Grim marah.
Seketika itu juga Jimmy, Cody, dam Dudley pergi meninggalkan Robbert yang masih berada di atas pohon. Saat mengetahui kehadiran Kakek Grim, dengan tergesa-gesa Robbert berusaha turun secepat mungkin dari pohon sembari memperhatikan langkah kaki Kakek Grim. Saking tergesa-gesanya ia berusaha turun dari pohon, kakinya tergelincir dan dia pun terjatuh dari pohon sambil menangis kesakitan merasakan sesuatu terjadi pada kakinya. Melihat hal itu Kakek Grim mempercepat langkah kakinya agar bisa segera sampai dan segera menolong Robbert. Disaat yang sama, John sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Saat melihat Robbert menangis, John langsung berlari dan berusaha membantu Kakek Grim membawa Robbert masuk ke dalam rumahnya untuk segera diobati. Disana Robbert diperlakukan sangan baik oleh Kakek Grim. Seketika itu juga pikirannya mengenai Kakek Grim berubah drastis. Di dalam hatinya ia berkata “Tidak ku sangka ternyata Kakek Grim baik.”
“Bagaimana kakinya nak ?” Tanya Kakek Grim kepada Robbert.
“Sudah lebih baik kek.” Kata Robbert, “Terimakasih ya kek.” Kata Robbert lagi.
“Iya sama-sama. Tetapi lain kali kalau mau buah apel jangan mencuri seperti tadi. Masuk saja dulu ke rumah Kakek, nanti pasti kakek petikkan.” Kata Kakek Grim.
“Iya Rob. Jangan kayak tadi.” Kata John menimpali.
“Iya deh. Aku janji.” Kata Robbert menahan malu.

Oleh : Anisca Primadwiyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
''------------------------------------------------------------''