Shalat adalah penghambaan dan doa. Bacaan shalat saat
duduk antara dua sujud adalah merupakan inti doa shalat. Tentu kita ingin
agar doa shalat kita dikabulkan, bukan?
Ampunan
“Rabbighfirlii,
warhamni, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii, wa’aafinii”
Berapa
detik doa shalat dalam duduk permohonan anda?
Banyak di antara kita belum memahami hakikat duduk antara dua sujud ini (duduk permohonan untuk 7 kebutuhan pokok dunia-akhirat). Karenanya, mereka meremehkannya. Ini terbukti dengan masih banyaknya orang shalat yang sama sekali tidak menghayati duduk antara, mereka melakukannya hanya dalam 3 – 5 detik saja. Padahal, untuk dapat menghayati nikmat dan pentingnya model duduk ciptaan Allah ini, dan untuk dapat menghayati tujuh ratapan permohonan kebutuhan pokok dalam duduk ini dibutuhkan sekitar 20 detik!
Banyak di antara kita belum memahami hakikat duduk antara dua sujud ini (duduk permohonan untuk 7 kebutuhan pokok dunia-akhirat). Karenanya, mereka meremehkannya. Ini terbukti dengan masih banyaknya orang shalat yang sama sekali tidak menghayati duduk antara, mereka melakukannya hanya dalam 3 – 5 detik saja. Padahal, untuk dapat menghayati nikmat dan pentingnya model duduk ciptaan Allah ini, dan untuk dapat menghayati tujuh ratapan permohonan kebutuhan pokok dalam duduk ini dibutuhkan sekitar 20 detik!
Kalau duduk
permohonan kita hanya 5 detik, membaca doa shalat secepat kilat, tanpa ratapan,
tanpa harapan, tanpa penghayatan, tanpa ruh… pantaskah kita mengharap tujuh
permohonan kita dikabulkan?
Mari
berintrospeksi, kita teliti benar-benar, apakah kita sudah cukup memberi
penghayatan pada setiap gerak dan bacaan shalat yang kita lakukan?
Sudah pantaskah doa shalat kita dikabulkan? ***
Sumber :
http://www.akhmadtefur.com/tuntunan-sholat/introspeksi-pantaskah-doa-shalat-kita-dikabulkan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar