Minggu, 28 Oktober 2012

Cerpen : Istana Mengerikan



Untuk ketiga kalinya aku pindah kost lagi. Semenjak ibuku berpisah dengan ayahku, waktu aku kecil. Itu sebabnya aku dan ibuku sering pindah-pindah kost. Dan kali ini kami menemukan rumah kost yang sedikit mewah. Bisa dibilang ini adalah rumah kost paling mewah diantara rumah kost sebelumnya. Rumah ini berlantai dua. Dan tampaknya belum ada yang tinggal di sini. Letaknya tak jauh dari rumah kost yang lama.
Ibuku pun segera menghubungi si pemilik kost. Setelah sepakat, kami pindahkan barang-barang sedikit demi sedikit ke rumah itu sampai selesai.

            Hari pertama di rumah kost, setelah pulang sekolah. Ibuku sedang tidak ada di rumah. “Hmmm… sepi sekali, lain kali aku akan ajak teman-temanku bermain kesini ahh.” gumamku sambil makan siang di ruang tamu. Setelah makan, waktunya untuk mandi. Aku bergegas menuju kamarku. Tiba-tiba aku mendengar suara sesuatu yang jatuh di ruang tamu. Jantungku langsung berdebar kencang, dan aku coba melihat apa yang terjadi. Ternyata hanya kaki kursi goyang tua yang patah. “Bagaimana ini bisa patah? Atau mungkin karena ini sudah rapuh, yaa?” aku bertanya-tanya dan sedikit kebingungan. Setelah itu, aku mandi. Saat sedang mandi aku mendengar suara orang membuka pintu. Cepat-cepat aku mandi dan segera ke depan. Ternyata ibuku yang membuka pintu.
            Dua minggu telah berlalu. Pada minggu pagi, aku saat itu sedang duduk-duduk santai bersama ibuku di ruang tamu. Aku bertanya pada ibuku “Ma,, apa boleh aku mengajak teman-temanku kesini? Disini rumahnya besar tapi sepi.. ya boleh yaa!!”. “Boleh-boleh saja.” Jawab ibuku. Aku sangat senang mendengar itu.
            Besoknya, saat istirahat di sekolah. Aku duduk bersama teman-temanku. “Hey semuanya, apa kalian bisa mampir ke rumahku, nanti pulang sekolah?” tanyaku pada teman-temanku. “Ok.. kita kan belum tahu rumahmu, bukan?” jawab temanku yang bernama Huda. “Sekalian kita kerjain PR!” sahut temanku Bima. “Ok.. ide bagus.” sahut temanku Risky. “Ok..ok nanti kalian pulang dulu! aku tunggu di depan sekolah.” suruhku.
            Akhirnya kami berempat bertemu di depan sekolah dan tiba di rumah kostku. “Waahh.. rumahmu bagus dan besar.” kagum Huda. “Yah.. sebetulnya ini rumah kostku…” sahutku. “Bagaimana kalau kita main petak umpet? Rumahmu kan besar.” Ajak Risky. “Kita selesaikan tugasnya dulu baru main!!” sahut Bima. Setelah selesai mengerjakan tugas, kami main petak umpet. Kebetulan saat itu Huda yang jaga. Saat itu aku dan Risky bersembunyi bersama di kamar mandi lantai dua, kamar mandi yang agak menakutkan. Disini terjadi keanehan, saat itu Risky merasa ketetesan air, saat itu juga aku menoleh ke wajah Risky. “Aaaaa……!!!” kagetku sambil menunjuk wajah Risky. Kami berdua pun langsung berlari keluar dan menuju ke bawah. Melihat kejadian tersebut kami hentikan permainannya dan ketakutan setengah mati, sementara Huda dan Bima terus bertanya-tanya tentang itu. Semenjak kejadian itu teman-temanku sedikit takut mendatangi rumah kostku lagi. Dan aku sendiri menjadi berpikiran negatif tentang rumah ini. Tapi aku tak menceritakan ini pada ibuku.
            Satu bulan setengah aku dan ibuku telah tinggal di rumah ini. Untung saja tak ada kejadian aneh lagi yang terjadi. Tapi ada dua orang mahasiswa yang kost disini. Mereka berdua sama-sama perempuan, yang satu berbadab kurus dan satunya berbadan gendut. Dan anehnya, sebelum mereka kenal ibuku, mereka tak pernah tidur di rumah kost setiap malamnya. Tapi setelah mereka mengenal ibuku, mereka bercerita kalau banyak kejadian aneh di luar logika tejadi setiap malamnya, itulah yang menyebabkan mereka enggan untuk tidur malam di rumah ini.
Suatu saat ibuku berbincang-bincang dengan mereka, mereka memberitahu ibuku kalau malam itu mereka tak pulang dan kebetulan si perempuan berbadan kurus membertahu ibuku bahwa ia  membeli baju baru yang digantung di pintu, tetapi tak akan dipakai olehnya dan akan tetap digantung di pintu. Lalu malamnya, tepatnya jam 12 malam. Ada seseorang yang membuka gerbang rumah itu. Aku dan ibuku terbangun karena itu. Aku dan ibuku mencoba melihat siapa yang membuka pintu gerbang. Ternyata si perempuan berbadan kurus pulang, aku dan ibuku kaget. Dia juga memakai baju baru yang digantung di pintu. Dan dia berlagak aneh. Setelah ia masuk, ia mengajak ibuku bermain kartu di lantai dua tempat kamar kedua perempuan yang baru itu. Tapi aku memberitahu ibuku untuk tidak mengikutinya, tapi aku menyuruh ibuku untuk tidur kembali. Paginya, perempuan berbadan kurus dan gendut itu berboncengan pulang ke rumah. Dan ibuku bertanya pada mereka “Pagi.. Apa tadi malam kamu pulang?”. “Nggak… aku tadi malam menginap di rumah ibuku.” jawab perempuan berbadan kurus dengan menggunakan baju biasa. Mendengar itu aku dan ibuku tercengang ketakutan tak tahu siapa yang pulang tadi malam.
Aku dan Ibuku semakin ketakutan melihat kejadian-kejadian ini. Malamnya aku dan ibuku tak bisa tidur dan tiba-tiba kami mendengar suara orang mandi dan cuci piring. Kami pun tak pedulikan itu dan memcoba untu tidur.
Satu minggu kemudian ada keluarga yang tinggal di rumah ini. mereka punya satu anak perempuan. Istrinya berasal dari Kalimantan. Dan suaminya aku tak tahu. Kejadian aneh terjadi lagi saat aku pulang sekolah aku mendengar ibu keluarga tersebut sedang ditelepon oleh keluarganya di Kalimantan. Katanya “Di rumah ini terdapat cucu sampai buyutnya setan!!”. Aku langsung merinding mendengar itu. Ditambah lagi, anak perempuan keluarga itu sering melihat nenek-nenek yang ingin mengajaknya bermain.
Melihat semua ini aku dan ibuku memutuskan untuk pindah dari rumah tersebut. Setelah aku mendapatkan rumah kost yang baru, aku dan ibuku segera memindahkan barang-barang ke tempat kostku yang baru. Dan ada mitos dari RT setempat yang mengatakan bahwa rumah tersebut dibuat untuk pesugihan. Entah percaya atau tidak yang penting, aku telah mengalami kejadian yang benar-benar aneh. Keluargaku dan teman-temanku menyebut rumah itu ‘Istana Mengerikan’ dan aku tak akan pernah datang ke rumah itu lagi.

………………...THE END………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
''------------------------------------------------------------''